Pendekatan Utama pada Korban
Secara prinsip, sebagian besar korban
jangan ditinggalkan/dibiarkan tergeletak di tempat kejadian meskipun, misalnya,
patah tulang sudah diberi bidai untuk fiksasi, atau luka sudah diverband. Yang
paling perlu dilakukan adalah melakukan tindakan darurat untuk
melancarkan/menghindarkan sumbatan jalan pernafasan dan menghentikan perdarahan
kalau ada serta mengusahakan agar tulang leher jangan banyak bergerak
(difiksasi).
Sering terjadi, korban akhirnya
meninggal dunia karena tidak segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan yang semestinya. Perlu diingat pepatah golden hours = jam emas (Saat-saat yang paling bermanfaat
memberikan pertolongan kepada korban). Prinsipnya, bawalah korban segera
mungkin ke rumah sakit untuk mengejar batas golden hours ini.
Berikut ini hal-hal yang perlu
diperhatikan dan diketahui serta segera dikorek dari saksi dan korban:
·
Apakah
kejadian tersebut merupakan kecelakaan, kebetulan atau disengaja.
·
Seberapa
berat tekanan/beban dan kecelakaan yang menimpa.
·
Bagian
tubuh yang terkena bencana dan kejadian.
Korban yang jatuh dari ketinggian
Di samping bagian tubuh yang langsung
kontak dengan benda keras tempat jatuh, agar diperhatikan bagian tubuh lain
yang mungkin juga mengalami akibat benturan. Misalnya, kekerasan yang menimpa
daerah panggul, mungkin daerah yang langsung kontak dengan kekerasan hanya luka
memar dan lecet ringan, tetapi perlu dipikirkan juga kemungkinan patah tulang
panggul yang bisa memberat bila pertolongan pertama yang diberikan secara tidak
memadai.
Seorang yang
jatuh dalam posisi berdiri
Seseorang yang jatuh dalam posisi
demikian bisa saja kedua kakinya tidak apa-apa tetapi mungkin malah mengalami
kelainan batang otak yang berakibat fatal.
Korban kecelakaan besar
Korban kecelakaan besar tidak bisa
diabaikan meskipun luka-luka di luar tubuhnya tidak jelas/atau bahkan ringan.
Bisa jadi organ bagian dalam tubuh korban sudah lukaluka seperti jaringan
hati, ginjal atau limpa. Misalnya, kecelakaan lalu lintas antara mobil kecil
dengan trek kontainer.
Setelah selesai menilai beratnya
kondisi kecelakaan, maka tahap selanjutnya adalah menghitung jumlah korban dan
menentukan prioritas yang perlu segera ditolong. kemudian mengumpulkan
saksi-saksi untuk ditanyai.
Perlu diingat waktu yang paling tepat
untuk menolong korban. Makin segera diberi pertolongan makin baik.
Anda tidak perlu mengharapkan menjadi
pahlawan dengan tergesa-gesa menolong korban tanpa memikirkan keselamatan diri
Anda sendiri. Lebih baik Anda mengusahakan pengangkutan korban yang sudah
dinilai keseriusan kondisinya ke rumah sakit terdekat.
Langkah-Langkah dalam Menghadapi suatu Kccelakaan
Dalam menghadapi suatu peristiwa
kecelakaan adakalanya kita menjadi panik karena tidak tahu menahu mengenai apa
yang harus dilakukan dan bagaimana bertindak dengan tepat sehingga korban
kecelakaan dapat diberi pertolongan pertama.
Berikut ini dapat disimak
langkah-langkah yang bisa kita lakukan dalam menghadapi suatu kecelakaan:
·
Tentukan
apakah ada hal-hal lain yang mungkin menyusul kecelakaan pertama.
·
Tentukan
mekanisme terjadinya kecelakaan.
·
Tentukan
jumlah korban kecelakaan.
Setelah melaksanakan ketiga langkah
ini lakukan penyelidikan secara cepat dan tegas, apakah kecelakaan tersebut
mengancam kehidupan si korban atau tidak. Penilaian ancaman ini dapat dilakukan
hamya dalam waktu 2-3 menit.
Kelainan yang mengancam kehidupan
antara terjadinya penyumbatan pada jalan pernafasan, denyut jantung berhenti,
atau ada luka terbuka di daerah rongga dada, atau terjadi penurunan kesadaran:
·
Penyelidikan
cepat yang dilaksanakan berdasarkan asas A, B, C (Air, Breath, Cardio
vasculer). Ajukan pertanyaan: Apa yang terjadi? Amati apakah korban bereaksi.
Perhatikan apakah jalan nafasnya teratur atau tidak. Hal ini akan memberikan
informasi kesadaran dan aliran nafas korban.
Oleh karena itu:
-
Perhatikan keadaan jalan nafas dan
kondisi tulang leher,
-
Perhatikan
jalan udara pernafasan.
-
Perhatikan
korban dari depan, dan bertindaklah sebagai satu-satunya orang yang akan memberikan
pertolongan.
-
Raba
denyut pembuluh nadi bagian luar pergelangan tangan, pembuluh leher atau
pembuluh nadi di lipat paha untuk mengetahui kelancaran aliran darah (blood
cirlulation) korban.
-
Untuk
meraba nadi jangan gunakan jari jempol tetapi jari tengah bersama-sama jari
telunjuk dan jari manis. Denyut nadi diniliai dari keteraturan, kekuatan dan
-
Jumlah
denyut (lihat Gambar I. )
-
Bila
Anda tidak menemukan denyut nadi berarti kondisi korban sudah sangat buruk,
karena biasanya pada keadaan tersebut tekanan darah sistole sudah turun sampai
90 mmHg. Sebagai patokan umum, bila Anda masih merasakan denyut nadi
pergelangan tangan, berarti tekanan darah biasanya sekitar >90 mmHg.
-
Tetapi
bila Anda tidak menemukan lagi denyut nadi, berarti tekanan darah korban sudah
turun <90 mmHg. Dalam kondisi seperti ini korban termasuk prioritas dibawa
segera ke rumah sakit, karena memerlukan tambahan oksigen atau usahakan udara
sekitar korban lebih banyak dan lega.
·
Menilai
beratnya kejadian dan bencana
Bila dari penilaian awal ini kondisi
korban ternyata berat segera dilarikan ke rumah sakit terdekat agar akibat
kecelakaan bisa diminimalkan.
Gambar I. Meraba nadi
Korban Kecelakaan dan Kejadian yang
Merupakan Prioritas Segera Dibawa ke
Rumah Sakit
Kecelakaan lalu lintas maupun
kejadian yang menimbulkan korban sudah pasti menjadi bagian yang tidak bisa
dianggap remeh, karena, bisa jadi korban yang bersangkutan adalah tetangga
dekat bahkan salah satu anggota keluarga kita sendiri.
a. Menentukan korban yang perlu
segera dibawa ke rumah sakit
Kriterianya berdasarkan:
1.
Korban
jatuh bebas dari ketinggian > 6,5 meter.
2.
Kecelakaan
kendaraan yang besar (tabrakan dengan truk kontainer).
3.
Korban
tabrakan kendaraan kecepatan tinggi (di jalan bebas hambatan).
4.
Korban
terlempar keluar kendaraan yang mengalami tabrakan.
5.
Korban
yang terhimpit beban atau barang berat.
6.
Pengemudi
dan petugas kendaraan yang mengalami tabrakan.
7.
Korban
kecelakaan berat.
8.
Korban
kecelakaan karena terhimpit reruntuhan bangunan.
9.
Korban
kecelakaan tabrakan yang besar.
Setelah menentukan prioritas korban
yang perlu mendapat pertolongan darurat, sekarang saatnya Anda melakukan
penyelidikan lanjutan untuk menilai antara lain:
I. Tanda-tanda yang vital:
· Gerakan pernafasan:
-
Apakah
ditemukan sumbatan saluran pernafasan sehingga kesadaran korban menurun (tidak
menyahut sewaktu dipanggil dan ditanya), atau
-
Frekuensi
pernafasan cepat (melebihi 30 kali/ menit) disertai sesak atau denyut pembuluh
darah nadi pergelangan tidak teraba.
- Frekuensi dan kekuatan nadi korban yang menderita pendarahan berat:
-
Biasanya
cepat dan berdenyut kuat untuk mengisi darah ke organ-organ tubuh vital seperti
jantung, otak dan ginjal.
- Tingkat kesadaran korban:
-
Biasanya
dinilai berdasarkan kriteria Glasgow. (lihat tabel I)
- Pupil mata, bulatan di tengah bola mata:
-
Perlu
diperiksa apakah bulatan simetris antara bola mata kiri dan kanan, dan apakah
bulat lobang pupil teratur.
- Suhu tubuh:
-
Kadang-kadang
perlu menilai suhu tubuh di tempat kejadian, misalnya, korban tenggelam
(biasanya suhu tubuh terlalu rendah/hipotermi) atau korban pingsan karena terik
matahari (heat stroke) dimana suhu tubuh terlalu tinggi (hipertermi).
2. Keluhan utama korban dan riwayat
kejadian yang mencelakakan atau yang menyebabkan keluhan/ penyakit:
- Keluhan nyeri:
-
Tempat, kualitas, dan jenisnya apakah
berdenyut seperti diiris-iris/ ditusuktusuk, atau
-
Justru tidak bisa dilukiskan jenis
nyerinya dan apakah rasa nyeri menyebar ke tempat lain,
-
Apakah
rasa nyeri semakin berkurang, atau semakin berat dengan berjalannya waktu.
3. Obat-obatan yang digunakan sebelumnya.
Apakah ada riwayat alergi
dari korban:
- Riwayat obat-obatan dan sifat alergi korban perlu diketahui selagi kesadaran korban mungkin masih baik sewaktu Anda temukan. Takut nanti setelah Anda bawa ke rumah sakit dalam perjalanan kondisinya memburuk sehingga sulit mendapatkan informasi dari korban.
4. Pemeriksaan fisik korban secara lebih rinci
mulai dari kepala sampai ibu jari kaki:
- Terutama pemeriksaan infeksi (memperhatikan dengan seksama) dan palpasi (meraba dan memegang alat/bagian tubuh) misalnya, tulang leher, dada, perut, anggota tubuh dan punggung.
- Perhatikan bagian muka, apakah ada luka terbuka, luka lecet, sembab, atau perubahan bentuk dan warna kulit.
- Perhatikan bagian tubuh yang terkena langsung, misalnya, kepala sehingga korban pingsan atau koma, atau ada tanda-tanda tulang tengkorak melesak ke dalam atau pecah/ retak atau salah satu anggota terkulai lemah.
- Perhatikan hidung dan mulut, apakah ada luka perdarahan, gigi yang lepas, dan lain-lain.
- Perhatikan bagian mata, bila korban masih sadar bisa ditanyakan penglihatannya apakah jelas, atau berbaur dengan warna tertentu. Sekalian lakukan pemeriksaan pupil seperti sudah disebut sebelumnya di atas.
5. Luka
terbuka atau luka parut yang dalam:
- Tidak perlu ditutup dengan benda tertentu karena bisa menambah pendarahan atau malah merusak persyarafan daerah luka.
- Luka terbuka sebaiknya cukup ditekan dengan bahan lembut/verband bersih, boleh dilakukan ditekan selama 5 menit, kemudian dilepas, ditekan lagi dan dilepas sampai perdarahan berhenti.
6. Tulang-tulang
daerah muka dan kulit tengkorak diraba apakah ada kemungkinan patah tulang:
- Karena korban yang mengalami patah tulang muka dan tengkorak adalah termasuk korban yang prioritas segera dibawa ke rumah sakit,
- Seringnya patah tulang muka bersama-sama dengan kelainan di dalam tengkorak menimbulkan kerusakan jaringan otak.
b. Tindakan yang perlu dilakukan untuk
mendapatkan bantuan.
1. Bersihkan saluran pernafasan agar
jalan udara pernafasan tidak terhalang.
2. Kalau ada, berikan oksigen, atau
paling tidak, usahakan udara sekitar korban bebas lepas.
3. Bila ada luka di daerah dada yang
terbuka, usahakan ditutup dengan plester dan verband.
4. Bila ada luka dengan perdarahan,
usahakan menghentikan dengan menekan atau membendung luka tersebut yang sewaktu-waktu
perlu dibuka untuk memberi kesempatan jaringan di ujung bendungan luka masih
memperoleh darah.
5. Tulang leher usahakan agar tidak
bergeser-geser.
6. Batasi gerakan setiap daerah yang
diduga mengalami patah tulang apalagi bila ada patah tulang terbuka (patahan
tulang dan luka berhubungan dengan udara luar)
Bila Anda sebagai pemeriksa pertama
ragu-ragu dalam menentukan kondisi korban, lebih baik usahakan segera melarikan
korban ke rumah sakit terdekat daripada membuang-buang waktu melakukan
penyelidikan awal.
Keadaan yang Sering Terjadi di Rumah/Sekitar Kita dan Memerlukan
Pertolongan Darurat oleh Dokter/
Rumah Sakit
Akhir-akhir ini tanpa kita sadari
sering muncul kejadian yang diakibatkan oleh penyakit yang sudah dikenal maupun
tidak dikenal oleh masyarakat luas. karena hanya kalangan medis saja yang bisa
mendeteksi penyakit-penyakit ini.
Untuk mengantisipasi keadaan yang
sering terjadi di rumah/ sekitar kita dan memerlukan pertolongan darurat oleh
dokter/ rumah sakit, perlu disimak kejadiankejadian berikut ini:
a. Stroke
Suatu kelainan dimana terjadi
kekurangan aliran darah ke jaringan otak, baik karena sumbatan pembuluh darah
otak atau karena pecahnya pembuluh darah.
Stroke merupakan suatu kejadian yang
sangat dramatis dan sering fatal bila tidak segera diperoleh pertolongan dari
tenaga medis yang ahli. Untuk bila menemukan penderita tersangka stroke harus
segera dilarikan ke rumah sakit karena pengelolaannya perlu tenaga ahli
terutama untuk membedakan jenis stroke, apakah hanya sumbatan saja atau pecah
pembuluh darah. Atau, malahan hanya suatu serangan stroke berlalu yang disebut
TIA (transient inschaemic attack)
Stroke tidak selalu terjadi pada usia
lanjut dan yang menderita darah tinggi. Bila terjadi pada usia relatif muda,
misalnya pada usia 40-an atau kurang, seringnya karena kelainan darah yang
disebut Hiperviscositas plasma dan hiperagregasi trombosit (kekentalan darah
tinggi disertai sel pembeku darah bertendens bergumpal). Kelainan darah ini
bisa terjadi pada penderita yang kholesterol darahnya tinggi atau perokok
berat.
Gejala dan tanda-tanda umurn Stroke
(mungkin ada), antara lain:
1. Fungsi mental:
- Kesadaran menurun.
- Bingung.
- kesulitan berkomunikasi (mengerti pembicaraan tetapi bicara putus-putus).
- Sempoyongan.
- Kejang-kejang.
2. Fungsi motorik terganggu.
- Tidak bisa bicara, atau bicara patah-patah.
- Kelemahan otot muka, mulut mencong sebelah.
- Tiba-tiba canggung dan lemah tangan atau kaki.
- Lumpuh sebelah atau kedua belah tubuh.
- Kesulitan menelan.
3. Perubahan fungsi vital:
- Lebar pupil mata kiri kanan tidak sama.
- Nadi cepat atau sangat pelan tetapi intensitas kuat.
4. Keluhan subjektit penderita:
- Kulit tubuh sebelah kurang peka atau mati rasa.
- Sakit kepala yang berat.
- Mual dan/atau muntah-muntah.
- Daya ingat kurang atau hilang sama sekali.
- Penglihatan terganggu atau buta sebagian.
b. Kejang
Seperti juga pada stroke, perlu
petunjuk dari dokter di rumah sakit. untuk menentukan apakah menyeluruh, atau
hanya kejang setempat.atau apakah kejang karena ayan, atau kejang karena suatu
kelainan di otak, riwayat kejang, dan prioritas pertolongan yang diberikan
untuk mengatasi kejang.
Secara umum kejang dibagi menjadi 2
(dua) jenis:
1. Kejang otot-otot menyeluruh
(generalized)
2. Kejang otot setempat (lokal)
Kejang otot-otot menyeluruh
(generalized)
- Grand mal, kejang otot seluruh tubuh, yang diawali keluhan subjektif (aura) misalnya seperti melihat kilatan cahaya, atau bunyi nada tinggi, atau perasaan tiupan angin dingin yang tiba-tiba. Kejang ini disertai penurunan kesadaran sampai koma. Biasanya penderita kejang jenis ini sampai rubuh dan jatuh di lantai atau di mana saja penderita berada.
- Petit mal diawali dengan penurunan kesadaran, kemudian disusul kedutan otot (myoclonic jerky) setempat dan biasanya jenis kejang ini terjadi pada anak-anak.
Kejang jenis
petit mal juga ada 2 subjenis:
b. 1 Kejang
otot setempat (focal motor seizure):
·
Pada
kejang ini terlihat otot tertentu begerak-gerak atau
·
berkedut.
b.2 Kejang
psikomotor (kejang lobus temporal otak):
·
Pada
kejang ini terjadi perubahan perilaku dengan sedikit kejang otot.
·
Beberapa
penderita sebelum kejang merasa sempoyongan atau merasakan pahit di dalam
mulut, keluhan ini mirip dengan keluhan subjektif yang mendahului kejang grand
mal.
·
Perubahan
perilaku sampai pada marah-marah yang sangat tinggi dan tidak terkontrol.
Penderita jenis kejang ini bisa hanya berjalan-jalan tanpa tujuan, atau bisa
terjadi kerancuan daya ingat Berta halusinasi.
·
Perubahan
perilaku pada penderita kejang jenis ini bisa tiba-tiba saja meremas-remas
pakaiannya, menyeringai-nyeringai atau seperti mengemut sesuatu di dalam mulut.
·
Karena
keadaan ini hanya kejang ringan penurunan kesadaran tidak sampai koma, petugas
kesehatan sekalipun kadang-kadang mengalami kesukaran menegakkan diagnosa.
Penyebab Kejang
Pada beberapa penderita, kejang sudah
terjadi sejak usia muda. lnilah alasan perlunya mengetahui riwayat kejadian
kejang pada penderita.
Berikut ini dapat disimak kondisi
yang menyebabkan terjadi kejang:
- Penderita dengan riwayat kejang sebelumnya dan jangan lupa minum obat antikejang (seperti luminal, dilantin atau tegretol). Penderita ini biasanya sudah sering kejang dan jatuh sebelumnya, hingga kita bisa menemukan bekas-bekas parut luka di lengan, pipi atau kaki.
- Terialu banyak minum alkohol.
- Overdosis obat.
- Gula darah turun pada penderita Diabetes yang menggunakan obat penurun gula darah, tetapi makanan yang masuk tidak seimbang dengan kalori yang dikeluarkan sehari-hari.
- Stroke.
- Benturan kepala.
- Radang selaput otak atau jaringan otak (meningitis atau encephalitis).
- Demam tinggi, terutama pada bayi.
- Jaringan otak kekurangan oksigen (hipoxia berat).
- lrama jantung terganggu (arythmia cordis).
- Tekanan darah tinggi, terutama pada perempuan hamil tua.
Beberapa keterangan yang diperlukan
dalam menghadapi penderita kejang
Pada saat Anda menemukan penderita
kejang, maka Anda bisa minta keterangan dari orang sekitar (saksi) atau dari
penderita itu sendiri setelah kesadarannya pulih. antara lain:
- Nama, alamat dan nomor telepon saksi yang langsung melihat/menghadapi penderita kejang.
- Apakah penderita pingsan (koma) sejak awal kejadian kejang.
- Apakah penderita masih bisa berkomunikasi atau masih bereaksi dengan sekitarnya selama mengalami kejang.
- Apa yang sedang dikerjakan penderita sebelum kejadian kejang.
- Apakah penderita mengalami keluhan aura sebelumnya.
- Bagian tubuh mana yang pertama kejang, apakah daerah muka, atau lengan, dan kemudian berangsur meluas ke seluruh otot tubuh.
- Pada waktu kejadian, apakah otot-otot kaku atau lemas.
- Pada waktu kejadian, apakah mata melotot atau tertutup rapat.
- Pada waktu kejadian, otot mana yang terlebih dulu menunjukkan kejang, dan otot-otot mana yang belakangan kejang.
- Bagaimana wajah penderita, apakah pucat karena kurang darah.
- Apakah penderita menggigit lidahnya sewaktu kejadian kejang.
- Setelah
kejadian berlalu bagaimana kesadaran penderita, apakah segera
membaik, atau tetap kurang sadar sampai berapa lama setelah serangan berlalu. - Apakah sebelum kejadian yang sekarang sudah pernah terjadi sebelumnya. Karena kejadian kejang pertama kali biasanya berisiko mengancam kehidupan si penderita.
- Bila penderita mengkonsumsi obat anti kejang sebelumnya, tentukan jenis obat tersebut dan dibawa sekaligus pada saat penderita dibawa kerumah sakit.
- Apakah ada gangguan pernafasan, atau gangguan atau kelainan jantung. selanjutnya dikelola oleh rumah sakit yang merawat.
c. Diabetes
Penderita diabetes perlu segera
dibawa kerumah sakit karena dokter perlu menentukan peranan hormon insulin,
jenis diabetes, apakah gula darahnya terlalu tinggi (hiper glikemi dengan kadar
gula darah) atau malah terlalu rendah (hipo glikemi dengan kadar gula darah).
Belakangan ini sudah banyak beredar alat untuk memeriksa kadar gula darah di
pasaran. Kedua hal ini bisa saja terjadi sewaktu-waktu sehingga penderita
diabetes perlu mengetahui tinggi rendahnya gula darah. Meskipun riwayat
diabetesnya sudah ditangani oleh dokter ahli sekalipun. Di samping itu,
penyakit ini berdampak buruk pada organ-organ vital lain seperti ginjal,
jantung dan pembuluh darah hingga berisiko terjadi serangan stroke.
Kelainan terutama pada penderita
adalah tubuhnya mengendalikan kadar gula darah dari makanan sehari-hari. Dan
komplikasi untuk jangka waktu lama, gangguan pengendalian gula darah ini tetap
terganggumeskipun mengkonsumsi obat-obatan diabetes bahkan sudah diobati hormon
insulin sekalipun.
Kondisi yang menimbulkan turunnya
gula darah (hipo glikemi)
Berikut ini adalah kondisi yang
menimbulkan turunnya gula darah, yakni:
1.
Penderita
yang mengkonsumsi obat anti-diabetes atau hormon insulin tetapi makanan yang
masuk kurang dari kebutuhan kalori yang dibutuhkan sehari-hari, atau bekerja fisik
berlebihan, walaupun tetap mentaati tidak mengkonsumsi gula.
2.
Penderita menggunakan insulin terlalu
tinggi atau mengkonsumsi obat anti-diabetes terlalu tinggi.
Tanda-tanda dan
keluhan penderita hipo glikemi
Tanda-tanda dan
keluhan ini, antara lain:
1.
Merasa
lapar.
2.
Kulit tampak pucat dun lembab.
3.
Sempoyongan,
lemas dun gemetar.
4.
Bingung,
gelisah dan berperilaku tidak biasa.
Tanda-tanda dan keluhan pada
penderita glikemi
Tanda-tanda dan keluhan ini yakni:
1.
Sering
buang air kecil.
2.
Nafsu
makan hilang sama sekali.
3.
Badan
lemas dan sempoyongan.
4.
Mual
dan muntah-muntah.
5.
Gerakan
nafas cepat dan dalam.
6.
Mulut
terasa kering.
7.
Bau nafasnya seperti bau buah-buahan
(dari sukrosa).
8.
Kesadaran
bisa menurun sampai jatuh koma.
Untuk mengatasi tanda-tanda dan
keluhan dari penderita hiper glikemi maupun hipo glikemi tersebut diatas, perlu
langkah-langkah darurat yang hanya bisa dilaksanakan dirumah sakit.
d. Jantung
koroner
Belakangan ini kita semakin sering
mendengar dan menghadapi penderita yang terserang penvakit jantung koroner.
Agaknya hal ini berkaitan dengan perubahan pola hidup masyarakat sehari-hari
seperti meluasnya konsumsi makanan cepat-saji yang tinggi lemak, minuman
beralkohol dianggap trendi serta kurang aktivitas fisik akibat sulitnya mencari
sarana olahraga dan rekreasi.
Pengenalan penderita jantung koroner
Yang dimaksud dengan penyakit jantung
koroner ialah kurangnya aliran darah ke otototot jantung akibat sumbatan total
atau sebagian pembuluh darah jantung.
Perbedaan Hipoglikemi dan
Hiperglikemi
Riwayat
|
Hipoglikemi
|
Hiperglikemi
|
Makanan
sehari-hari
|
Kurang
|
Berlebihan
|
Penggunaan
|
Relatif tinggi
|
Relatif kurang
|
obat penurun
|
disamping makanan
|
Di samping makanan
|
gula darah dan
|
yang, masuk
|
yang dikonsumsi
|
insulin
|
berkurang.
|
Lebih banyak dari biasa
|
Keluhan
|
Rasa lapar tetapi
|
Mengeluh haus
|
tidak haus dan
|
tetapi keinginan
|
|
jarang desertai
|
makan tidak ada.
|
|
muntah-muntah
|
sering kencing
|
|
Tidak diikuti sering
|
dengan air seni
|
|
kencing, dan air
seni biasanya
sedikit
|
banyak.
|
|
Tanda-tanda
|
Bau
nafas dan
|
Nafas berbau buah-
|
fisik
|
gerakan
pernafasan
|
buahan. Gerakan
|
biasa
dan nadi, dan
|
pernafasan dan nadi
|
|
kulit
penderita
|
cepat (sesak napas
|
|
pucat dan lembab
|
dengan kulit papas
|
|
disertai
kejang-kejang
|
dan kering. tetapi
jarang disertai kejang.
|
|
Pengaruh
|
Kondisi penderita
|
Tidak berpengaruh
|
pemberian gula
|
segera membaik.
|
memperbaiki
keluhan
|
Seringnya serangan terjadi sewaktu
penderita melakukan aktivitas yang sangat melelahkan, baik aktivitas fisik
maupun pikiran/dan psikis. Seperti pada stroke, sumbatan pembuluh darah jantung
sering terjadi pada penderita yang mengalami hiper viscositas plasma dan hiper
agregasi trombosit.
Pada awal serangan penderita mengeluh
nyeri yang amat perih di dada kiri (disebut angina) disertai keringat mengucur
dan dada seperti dihimpit beban yang amat berat sehingga penderita merasa sulit
bernafas.
Bantuan pertama yang dapat Anda
lakukan adalah:
- Memberikan oksigen kalau ada serta memberikan obat anti-sakit yang tinggi seperti tramadol dan sejenisnya.
- Untuk amannya segera penderita dibawa ke rumah sakit.
- Dijaga supaya penderita tidak melakukan gerakan fisik seperti berjalan atau duduk-duduk dan bercakap-cakap, karena dikhawatirkan sumbatan pembuluh darah jantung meluas ke pembuluh darah yang lain, dan memperluas daerah jantung yang mengalami kekurangan aliran darah.
Sebagai pencegahan:
Ditanyakan segera apakah korban
pernah konsultasi ke Dokter Spesialis Penyakit Jantung (DSPD) dan pernah diberi
tahu bahwa ada penyumbatan di pembuluh darah jantung. Anjurkan agar jangan lupa
minum obat yang biasanya rutin dikonsumsi untuk jangka waktu lama. untuk
menghancurkan bekuan atau melebarkan pembuluh darah.
Dalam keseharian, diharapkan
berperilaku pola hidup sehat.
·
Kurangi
makanan berlemak.
·
Kendalikan
berat badan agar tetap ideal.
·
Olahraga
yang teratur.
·
Kontrol
tekanan darah dan kadar kholesterol.
·
Hindari
merokok dan minuman beralkohol.
·
Hiduplah
bersahaja.
e. Pingsan/koma
Yang dimaksud dengan koma adalah
terjadi penurunan kesadaran sehingga korban tidak menyadari dirinya (tidak
bereaksi atas rangsangan yang diberikan) dan tidak bereaksi terhadap
lingkungannya.
Korban yang benar-benar pingsan/atau
koma tidak membuka mata meskipun diberikan berbagai rangsangan misalnya
perintah atau rangsangan nyeri, tidak mampu berbicara, dan tidak mampu
bergerak. spontan.
Masyarakat awam sering mengacaukan
pingsan karena gangguan kesadaran/koma atau pingsan karena kurangnya
oksigenisasi ke sel-sel jaringan vital (Shock).
Penyebab pingsan/koma
Berikut ini dapat disimak penyebab
antara lain:
1)
Mabuk
alkohol.
Biasanya bau nafas korban
berbau alkhol dan ditemukan botol alkohol di dekatnya.
Dan bisa ditanyakan orang
sekitar/temannya bahwa dia memang peminum alkohol.
2) Pingsan kejang (ayan = epilepsi).
Biasanya sudah pernah terjadi
sebelumnya. Seringnya di dalam tas penderita ditemukan obat anti-kejang, atau
kalau di negara maju, ada tanda digantung di leher korban dari dokter yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan penderita ayan (epilepsi). Orang sekitar
bisa ditanyakan bahwa proses terjadinya kejang tiba-tiba.
3) Penderita diabetes yang menggunakan obat
hormon insulin.
Biasanya ditemukan alat
suntik insulin yang kecil atau obat pentium darah di dalam kantong atau tas
korban.
4) Over dosis obat-obatan.
Korban mungkin mau bunuh
diri atau kesalahan makan obat atau memang pengguna narkoba. Hal ini bisa
dilihat adanya bekas suntikan di lengan korban.
5) Penyakit
gagal ginjal.
Karena ginjal tidak mampu
membuang sisa-sisa metabolisme tubuh seperti ureum.Karena penyakit gagal ginjal
sudah lama dialami/ kronis, mungkin organ-organ vital lain juga sudah terganggu
sehingga korban pingsan karena ureum tinggi ini termasuk prioritas utama untuk
dibawa ke rumah sakit.
6) Trauma.
Terutama pada daerah kepala.
7) Gangguan
pernafasan.
Korban mengalami hambatan
kelancaran aliran udara pernafasan. Seperti korban tenggelam dan penderita
dengan riwayat menderita penyakit gangguan pernafasan
8) Infeksi.
Biasanya badan korban
panas tinggi (demam), atau ditemukan tanda-tanda infeksi yang berat.
9) Keracunan.
Korban
berada di lingkungan udara yang tercemar seperti gas CO dari asap mobil di
garasi runrah atau tempat parkir bawah tanah.
10) Stroke.
Bila terjadi stroke
akibat perdarahan di jaringan otak (intracerebral hemoragis) korban biasanya
mengidap penyakit darah tinggi sebelumnya. Korban biasanya mengeluh sakit
kepala yang amat berat sebelum pingsan. Kemudian menyusul terjadi kelumpuhan
pada sebelah anggota.
Bantuan pertama yang dapat Anda
lakukan adalah:
- Korban koma prioritas segera dilarikan rumah sakit
- Usahakan jalan nafas tidak terhalang, misalnya longgarkan dasi dan lepas kancing baju dan ikat pinggang, dan tempatkan korban di udara bebas, jangan di tempat yang pengap dan di antara kerumunan penonton.
- Jangan lupa menjaga agar tulang leher difiksasi/tidak banyak bergerak.
- Kalau ada, berikan bantuan oksigen.
- Periksa pembuluh nadinya untuk mengetahui apakah korban hipotensi atau menderita gangguan irama jantung.
- Nilai tingkat berat koma menurut Glasgow (lihat Tabel I).
- Lihat refleks pupil korban terhadap rangsangan cahaya. Bila tidak ada senter, bisa dengan cara membuka kelopak mata dan menutupnya kembali. Jika refleks pupil sudah tidak ada dan lubang pupil mata kiri dan kanan tidak simetris, maka menunjukkan ancaman kehidupan bahwa ada kelainan di jaringan otak. Begitu juga refleks anggota kiri dan kanan.
f. Shock
Suatu keadaan dimana
terjadi kekurangan perfusi (aliran darah ke sel-sel tubuh khustisnya pada
sel-sel jaringan vital), sehingga sel kekurangan oksigen dan makanan yang
mengakibatkin fungsi sel berhenti atau sel/jaringan malahan mati dan akan
berakibat fatal.
Seperti penderita koma,
shock juga merupakan prioritas segera dilarikan ke rumah sakit. Pada awal
terjadi kekurangan aliran darah pada sel/jaringan, menimbulkan sel kekurangan
oksigen (hipoxia) dan lama-kelamaan sisa-sisa pembakaran sel berupa asam
tertumpuk (=acidosis). Keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan pemberian
oksigen dan infus cairan di rumah sakit. Tetapi bila shock berlangsung lama,
tidak bisa diperbaiki lagi, dan alat-alat vital sudah rusak dan berakibat
fatal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar